Rabu, 23 November 2016

VEKTOR AEDES ANOPHELES CULEX DAN LALAT DI PESISIR

MATA KULIAH       : KESEHATAN LINGKUNGAN PANTAI DAN PESISIR


 VEKTOR AEDES ANOPHELES CULEX DAN LALAT DI PESISIR



DISUSUN OLEH :
TETRIS FARIKAH
14111101107
KELAS 05-KESLING

          

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016


KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “VEKTOR AEDES ANOPHELES CULEX DAN LALAT DI PESISIR”, penyusunan makalah ini senantiasa bertujuan untuk melengkapi tugas-tugas yang di berikan dosen kepada saya dan untuk menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa.
Dalam penyelesaian makalah ini banyak mendapat kesulitan dalam pencarian dan penyelesaian materi namun dengan usaha sehingga makalah ini boleh selesai dengan baik semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, mohon maaf apabila terjadi kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini kritik dan saran dari pembaca silahkan disampaikan kepada saya agar dapat memperbaiki pengetahuan dan makalah ini
                                             

Manado,    September 2016
   Penyusun
                                                                                                           

       TETRIS FARIKAH



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................     2
DAFTAR ISI......................................................................................................     3

BAB I      PENDAHULUAN
                 1.1   Latar Belakang...........................................................................     4
                 1.2   Rumusan Masalah.......................................................................    5
                 1.3   Tujuan Penulisan ........................................................................    5

BAB II    PEMBAHASAN
                 2.1   Aedes .........................................................................................     6
    2.2   Anopheles....................................................................................     8
    2.3   Culex ..........................................................................................     9
                 2.4   Lalat.............................................................................................. 11

BAB III  PENUTUP
                 3.1   Kesimpulan.................................................................................    14
                 3.2   Saran...........................................................................................    14
                
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................    15



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar  Belakang
Vektor adalah arthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu “infectious agent” dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan (susceptible host). Vektor dapat merugikan manusia dan merusak lingkungan hidup manusia. Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk  jumlah  keseluruhan sekitar 35 genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai “Mosquito”, berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583.
Aedes aegypti merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis nyamuk ini menyebarkan beberapa penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan demam kuning. Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk yang beberapa spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang menjadi parasit pada manusia. Culex Quinquefasciatus adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki gajah (filariasis ). Hal ini terjadi saat nyamuk Culex menghisap darah pengidap filariasis sehingga larva cacing filariasis masuk dan berkembang biak ditubuhnya lalu nyamuk Culex menularkan larva tersebut kepada manusia dengan cara menggigitnya.
Sedangkan Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera, mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga merupakan species yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat.




1.2. Rumusan Masalah
          1.2.1. Bagaimana vektor aedes ?
          1.2.2. Bagaimana vektor anopheles ?
          1.2.3. Bagaimana vektor culex?
          1.2.4. Bagaimana vektor lalat ?


1.3. Tujuan Penulisan
          1.3.1. Mengetahui bagaimana vektor aedes.
          1.3.2. Mengetahui bagaimana vektor anopheles.
          1.3.3. Mengetahui bagaimana vektor culex.
          1.3.4. Mengetahui bagaimana vektor lalat.


BAB II
PENDAHULUAN
2.1. Aedes
Aedes aegypti merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis. Namanya diperoleh dari perkataan  Yunani aedes, yang berarti “tidak menyenangkan”, karena nyamuk ini menyebarkan beberapa penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan demam kuning.
Siklus hidup nyamuk aedes bermula dari telur hingga dewasa dan terjadi kira-kira satu minggu. Berikut adalah morfologi dari nyamuk aedes aegypti :
1.    Telur
Telur Aedes aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel pada dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air).

2.    Jentik
Nyamuk  Aedes  aegypti  tubuhnya  memanjang  tanpa  kaki  dengan  bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral  simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan  dan  perkembangannya  mengalami  empat  kali pergantian kulit  (tingkatan)  yang  biasa  disebut  instar dan terdiri dari instar I, II, III, IV.
Jentik  instar I, tubuhnya  sangat  kecil, warna  transparan, panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik instar II bertambah besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik  instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh  dapat  dibagi  menjadi  bagian kepala (chepal), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena tanpa  duri- duri, dan alat- alat  mulut  tipe  pengunyah (chewing). Bagian dada  tampak  paling  besar  dan  terdapat  bulu - bulu simetris.  Perut tersusun  atas delapan ruas. Pada ruas perut kedelapan, ada alat untuk bernafas  yang  disebut  corong. Corong  pernafasan tanpa duri- duri, berwarna hitam dan ada seberkas bulu- bulu (tuft). Ruas kedelapan juga dilengkapi  dengan seberkas bulu- bulu sikat (brush) dibagian ventral dan gigi-gigi  sisir (comb)  yang  berjumlah 15 – 19 gigi yang tersusun  dalam satu baris.
Gigi - gigi  sisir  dengan  lekukan  yang  jelas  membentuk  gerigi. Jentik ini  tubuhnya  langsing  dan  bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif, waktu  istirahat  membentuk  sudut  hampir  tegak lurus dengan bidang  permukaan  air.

3.    Kepompong (Pupa) pernafasan.
Pupa nyamuk  Aedes aegypti  bentuk  tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala- dada (chepalothorax) lebih besar apabila dibandingkan dengan  besar  perutnya,  sehingga tampak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung (dorsal) dada terdapat alat bernafas seperti terompet.  Pada ruas perut kedelapan terdapat sepasang alat pengayuh yang  berguna  untuk  berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang  dan  bulu  di  nomor  tujuh  pada  ruas  kedelapan tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak  gerakannya lebih lincah  bila dibandingkan dengan  jentik. Waktu istirahat posisi pupa sejajar  dengan  bidang permukaaan  air.

4.    Nyamuk Dewasa
Nyamuk  Aedes  aegypti  tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu.  Alat  mulut  nyamuk betina tipe penusuk-pengisap (piercing-sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia  (anthropophagus),  sedangkan  nyamuk  jantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong  lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina  mempunyai antena tipe pilose.
Dada  nyamuk  ini tersusun   dari tiga ruas porothorax, mesothorax dan  metathorax.  Setiap  ruas  dada  terdapat  sepasang kaki yang terdiri dari  femur  (paha),  tibia  (betis),  dan tarsus (tampak). Pada ruas- ruas kaki  terdapat  gelang- gelang  putih,  tetapi pada bagian tibia kaki belakang  tidak  ada  gelang putih. Pada bagian dada juga terdapat sepasang  sayap  tanpa  noda - noda hitam.  Bagian  punggung (mesontuim) ada gambaran garis - garis putih yang dapat dipakai untuk membedakan dengan jenis lain. Gambaran punggung nyamuk Aedes aegypti   berupa  sepasang  garis lengkung putih pada tepinya dan sepasang garis submedian di tengahnya.
Perut  terdiri  dari  8  ruas   dan  pada  ruas - ruas tersebut terdapat bintik - bintik putih. Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya.
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue   penyebab  penyakit  demam  berdarah. Selain dengue, A. aegypti  juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.  Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama  Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota.

2.2. Anopheles
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk yang beberapa spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang menjadi parasit pada manusia. Nyamuk ini adalah vektor (pembawa agen infeksi) yang menyebabkan malaria pada manusia. Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria secara alami. 
Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup, yang termasuk dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage atau fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misalnya: suhu, adanya zat kimia/biologis di tempat hidup. Siklus hidup nyamuk Anopheles secara umum adalah:
1. Telur
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur. Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu).
2. Larva
Larva terbagi dalam 4 instar , dan salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan perairan, karena mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan  algae, bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dipermukaan.
3. Pupa (kepompong)
Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa.
4. Dewasa
Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah atau makanan lainnya (misalnya, nektar atau cairan lainnya sebagai sumber gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah menetas dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place). Untuk membantu pematangan telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah satu ciri khas dari nyamuk anopheles adalah pada saat posisi istirahat menungging.

2.3. Culex
Culex Quinquefasciatus adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki gajah (filariasis ). Hal ini terjadi saat nyamuk Culex menghisap darah pengidap filariasis sehingga larva cacing filariasis masuk dan berkembang biak ditubuhnya lalu nyamuk Culex menularkan larva tersebut kepada manusia dengan cara menggigitnya.
Nyamuk Culex memiliki kebiasaan yang berbeda dengan Aedes Aegepty, bila Aedes aegepty suka hidup pada air bersih maka Culex menyukai air yang kotor seperi genangan air, limbah pembuangan mandi, got ( selokan ) dan sungai yang penuh sampah. Culex, nyamuk yang memiliki ciri fisik coklat keabu-abuan ini mampu berkembang biak disegala musim. Hanya saja jumlahnya menurun saat musim hujan karena jentik-jentiknya terbawa arus. Culex melakukan kegiatannya dimalam hari.
1.    Morfologi Nyamuk Culex Sp
Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vector  penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis,  St  Louis  encephalitis.  Nyamuk  dewasa  dapat  berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4 inci), dalam morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum yaitu kepala, dada, dan perut. Nyamuk Culex yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis Culexquinquefasciatus.

2.    Siklus Hidup
1. Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur.  Setiap spesies nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda.  Nyamuk Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung.
2. Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat  perindukan  dan ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 5 hari.
3. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.
4. Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan sumber protein yang esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.

2.4. Lalat
Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera, mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga merupakan species yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan seperti: kolera, typhus, disentri.
1. Morfologi Lalat
Pada umumnya berukuran kecil, sedang sampai berukuran besar, mempunyai  sepasang  sayap  di bagian  depan  dan sepasang halter sebagai alat keseimbangan di bagian belakang, bermata majemuk dan sepasang  antena  yang  seringkali  pendek  terdiri  atas tiga ruas. Mata lalat  jantan  lebih  besar  dan sangat berdekatan satu sama lain sedang yang betina tampak terpisah oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan.
2. Siklus Hidup
Lalat  berkembangbiak  dengan  metamorfhosis  sempurna  yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan  dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna putih  dengan  ukuran  lebih  kurang  1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12–13º C). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya. Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35º C. Kemudian  akan  keluar  lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900 meter, siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.
Lalat merupakan vector dalam penyebaran penyakit pada manusia, penularan penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan dari penderita ke orang lain atau dari suatu bahan tercemar (makanan, minuman, dan air) ke orang sehat dengan perantara menempelnya bagian tubuh lalat misalnya lewat prombosis, tungkai, kaki dan badan lalat.
Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain virus, bakteri, protozoa dan telur cacing yang menempel  pada tubuh lalat dan ini tergantung dari spesiesnya. Lalat  Musca domestica dapat membawa telur cacing (Oxyrus vermicularis, Tricuris trichiura, Cacing tambang, dan Ascaris lumbricoides), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia, dan Balantidium coli), bakteri usus (Salmonella, Shigella dan Eschericia coli), Virus polio, Treponema pertenue (penyebab frambusia), dan Mycobacteriumtuberculosis. Lalat domestica dapat bertindak sebagai vector penyakit typus, disentri, kolera, dan penyakit kulit.
Lalat Fannia dewasa dapat menularkan berbagai jenis penyakit myasis (Gastric, Intestinal, Genitaurinary). Lalat Stomoxys merupakan penyakit surra (disebabkan oleh Trypanosima evansi), anthraks, tetanus, yellow fever, traumatic miasis dan enteric pseudomiasis(walaupun jarang). Lalat hijau (paenicia dan chrysomya) dapat menularkan penyakit myasis mata, tulang dan organ lain melalui luka. Lalat Sarcophaga dapat menularkan penyakit myasis kulit, hidung, sinus, jaringan vagina dan usus.


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order  Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus. Aedes aegypti merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis nyamuk ini menyebarkan beberapa penyakit berbahaya seperti demam berdarah, Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk yang beberapa spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang menjadi parasit pada manusia. Culex Quinquefasciatus adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki gajah (filariasis).
Sedangkan Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera, mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Lalat juga merupakan species yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat.

3.2. Saran

Sebagai masyarakat, sebaiknya lebih menjaga sanitasi lingkungan agar terhindar dari penyakit yang dibawa oleh berbagai macam vektor  yang seperti nyamuk  aedes aegypti, anopheles, culex dan lalat sehingga terwujud derajat kesehatan yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar