MATA
KULIAH : KESEHATAN LINGKUNGAN PANTAI
DAN PESISIR
VEKTOR AEDES ANOPHELES CULEX DAN LALAT DI
PESISIR
DISUSUN
OLEH :
TETRIS
FARIKAH
14111101107
KELAS
05-KESLING
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “VEKTOR AEDES ANOPHELES CULEX DAN
LALAT DI PESISIR”, penyusunan makalah ini senantiasa bertujuan untuk melengkapi
tugas-tugas yang di berikan dosen kepada saya dan untuk menambah pengetahuan kita
sebagai mahasiswa.
Dalam
penyelesaian makalah ini banyak mendapat kesulitan dalam pencarian dan
penyelesaian materi namun dengan usaha sehingga makalah ini boleh selesai
dengan baik semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, mohon maaf apabila
terjadi kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini kritik dan saran
dari pembaca silahkan disampaikan kepada saya agar dapat memperbaiki
pengetahuan dan makalah ini
Manado, September 2016
Penyusun
TETRIS FARIKAH
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR
ISI...................................................................................................... 3
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................ 5
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Aedes
......................................................................................... 6
2.2 Anopheles.................................................................................... 8
2.3
Culex
.......................................................................................... 9
2.4 Lalat.............................................................................................. 11
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Vektor adalah arthropoda yang dapat
memindahkan/menularkan suatu “infectious agent” dari sumber infeksi kepada
induk semang yang rentan (susceptible host). Vektor dapat merugikan manusia dan
merusak lingkungan hidup manusia. Nyamuk
adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia,
Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang
merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang
langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali
melebihi 15 mm. Dalam bahasa
Inggris, nyamuk dikenal sebagai “Mosquito”, berasal dari sebuah kata dalam
bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata
Mosquito bermula sejak tahun 1583.
Aedes aegypti merupakan sejenis
nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis nyamuk ini menyebarkan beberapa
penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan demam kuning.
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk yang beberapa
spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang menjadi parasit pada
manusia. Culex Quinquefasciatus adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki
gajah (filariasis ). Hal ini terjadi saat nyamuk Culex menghisap darah pengidap
filariasis sehingga larva cacing filariasis masuk dan berkembang biak
ditubuhnya lalu nyamuk Culex menularkan larva tersebut kepada manusia dengan
cara menggigitnya.
Sedangkan Lalat merupakan salah
satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera, mempunyai sepasang sayap
berbentuk membran. Lalat juga merupakan species yang berperan dalam masalah
kesehatan masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana vektor aedes ?
1.2.2. Bagaimana vektor anopheles ?
1.2.3. Bagaimana vektor culex?
1.2.4. Bagaimana vektor lalat ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Mengetahui bagaimana vektor
aedes.
1.3.2. Mengetahui bagaimana vektor
anopheles.
1.3.3. Mengetahui bagaimana vektor
culex.
1.3.4. Mengetahui bagaimana vektor
lalat.
BAB II
PENDAHULUAN
2.1. Aedes
Aedes aegypti merupakan sejenis nyamuk yang biasanya
ditemui di kawasan tropis. Namanya diperoleh dari perkataan Yunani aedes,
yang berarti “tidak menyenangkan”, karena nyamuk ini menyebarkan beberapa
penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan demam kuning.
Siklus hidup nyamuk aedes bermula dari telur hingga
dewasa dan terjadi kira-kira satu minggu. Berikut adalah morfologi dari nyamuk
aedes aegypti :
1.
Telur
Telur Aedes
aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan
berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel pada
dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari
apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air).
2. Jentik
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami empat kali pergantian kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan terdiri dari instar I,
II, III, IV.
Jentik instar I,
tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax) belum
begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik instar II
bertambah besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong
pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik
instar IV telah lengkap struktur
anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian
kepala (chepal), dada (thorax), dan perut (abdomen).
Pada bagian
kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena tanpa duri- duri, dan alat- alat mulut tipe pengunyah
(chewing). Bagian dada tampak paling besar dan terdapat bulu - bulu simetris. Perut
tersusun atas delapan ruas. Pada ruas perut kedelapan,
ada alat untuk bernafas yang disebut corong. Corong pernafasan
tanpa duri- duri, berwarna hitam dan ada seberkas bulu- bulu (tuft). Ruas
kedelapan juga dilengkapi dengan
seberkas bulu- bulu sikat (brush) dibagian ventral dan gigi-gigi sisir (comb) yang berjumlah 15 – 19 gigi yang tersusun
dalam satu baris.
Gigi - gigi sisir dengan lekukan yang jelas membentuk gerigi. Jentik ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat
fototaksis negatif, waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus
dengan bidang permukaan air.
3.
Kepompong
(Pupa) pernafasan.
Pupa
nyamuk Aedes
aegypti bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala- dada (chepalothorax) lebih besar
apabila dibandingkan dengan besar perutnya, sehingga
tampak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung (dorsal) dada terdapat
alat bernafas seperti terompet. Pada ruas
perut kedelapan terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut
berjumbai panjang dan bulu di nomor tujuh pada ruas kedelapan
tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila dibandingkan dengan jentik.
Waktu istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang permukaaan air.
4. Nyamuk Dewasa
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya
tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala
terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk
betina tipe penusuk-pengisap (piercing-sucking) dan termasuk lebih menyukai
manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk jantan
bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena
itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina mempunyai
antena tipe pilose.
Dada nyamuk ini tersusun dari tiga ruas porothorax, mesothorax dan metathorax. Setiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang terdiri dari femur (paha), tibia (betis), dan tarsus
(tampak). Pada ruas- ruas kaki terdapat gelang-
gelang putih, tetapi pada bagian tibia kaki belakang tidak ada gelang putih. Pada bagian dada juga
terdapat sepasang sayap tanpa noda - noda hitam. Bagian punggung (mesontuim) ada gambaran garis - garis putih yang dapat dipakai untuk membedakan dengan jenis lain.
Gambaran punggung nyamuk Aedes aegypti berupa
sepasang garis lengkung putih pada tepinya dan sepasang
garis submedian di tengahnya.
Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas - ruas tersebut terdapat bintik - bintik putih. Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini
tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya.
Aedes
aegypti merupakan jenis nyamuk yang
dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus
demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran
jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia.
Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa
utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota.
2.2.
Anopheles
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu
genus nyamuk yang beberapa spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang
menjadi parasit pada manusia. Nyamuk ini adalah vektor (pembawa agen infeksi) yang
menyebabkan malaria pada manusia. Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles, namun
hanya 30-40 menyebarkan malaria secara alami.
Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup, yang termasuk
dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage
atau fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misalnya:
suhu, adanya zat kimia/biologis di tempat hidup. Siklus hidup nyamuk Anopheles
secara umum adalah:
1. Telur
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur.
Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu).
Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas
dalam 2-3 minggu).
2. Larva
Larva terbagi dalam 4 instar , dan salah satu ciri khas yang membedakan
dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar
di dengan permukaan perairan, karena mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu
pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan algae, bakteri dan mikroorganisme lainnya yang
terdapat dipermukaan.
3. Pupa
(kepompong)
Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada bagian
dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa.
4. Dewasa
Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah atau
makanan lainnya (misalnya, nektar atau cairan lainnya sebagai sumber gula).
Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa
mencapai sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah menetas dan
kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place). Untuk membantu
pematangan telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur.
Salah satu ciri khas dari nyamuk anopheles adalah pada saat posisi istirahat
menungging.
2.3. Culex
Culex Quinquefasciatus adalah nyamuk yang dapat
menularkan penyakit kaki gajah (filariasis ). Hal ini terjadi saat nyamuk Culex
menghisap darah pengidap filariasis sehingga larva cacing filariasis masuk dan
berkembang biak ditubuhnya lalu nyamuk Culex menularkan larva tersebut kepada manusia
dengan cara menggigitnya.
Nyamuk Culex memiliki kebiasaan yang berbeda dengan
Aedes Aegepty, bila Aedes aegepty suka hidup pada air bersih maka Culex
menyukai air yang kotor seperi genangan air, limbah pembuangan mandi, got (
selokan ) dan sungai yang penuh sampah. Culex, nyamuk yang memiliki ciri fisik
coklat keabu-abuan ini mampu berkembang biak disegala musim. Hanya saja
jumlahnya menurun saat musim hujan karena jentik-jentiknya terbawa arus. Culex
melakukan kegiatannya dimalam hari.
1. Morfologi Nyamuk
Culex Sp
Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit yang penting seperti West Nile Virus,
Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.
Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 – 10 mm (0,16 – 0,4 inci), dalam morfologinya
nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum yaitu kepala, dada, dan perut. Nyamuk
Culex yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis Culexquinquefasciatus.
2.
Siklus Hidup
1. Telur
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Setiap spesies
nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda. Nyamuk Culex sp meletakan
telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan bersatu membentuk rakit
sehingga mampu untuk mengapung.
2. Larva
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari.
Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi
optimum waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 5
hari.
3. Pupa
Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air, pada
stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat
terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua hari.
Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi nyamuk, dan selama fase
ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar dari larva menjadi nyamuk yang
dapat terbang dan keluar dari air.
4. Dewasa
Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan nyamuk
betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam. Darah merupakan
sumber protein yang esensial untuk mematangkan telur. Perkembangan telur hingga
dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai 12 hari.
2.4. Lalat
Lalat merupakan salah satu insekta
(serangga) yang termasuk ordo diphtera, mempunyai sepasang sayap berbentuk
membran. Lalat juga merupakan species yang berperan dalam masalah kesehatan
masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan seperti:
kolera, typhus, disentri.
1. Morfologi Lalat
Pada
umumnya berukuran kecil, sedang sampai berukuran besar, mempunyai sepasang sayap di
bagian depan dan sepasang halter sebagai alat keseimbangan
di bagian belakang, bermata majemuk dan sepasang antena yang
seringkali pendek terdiri
atas tiga ruas. Mata lalat jantan lebih besar dan
sangat berdekatan satu sama lain sedang yang betina tampak terpisah oleh suatu
celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan.
2. Siklus
Hidup
Lalat berkembangbiak dengan
metamorfhosis sempurna yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan
bertelur, berwarna putih dengan ukuran
lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan
menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam. Pada suhu rendah
telur ini tidak akan menetas (dibawah 12–13º C). Telur yang menetas akan
menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase
larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna
mengeringkan tubuhnya. Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna
coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini
berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–35º C. Kemudian akan
keluar lalat muda dan sudah dapat
terbang antara 450–900 meter, siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat
dewasa 6-20 hari lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4
garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap
untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur
sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada
kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan lalat tidak kuat terbang
menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1
kilometer.
Lalat merupakan vector dalam penyebaran penyakit
pada manusia, penularan penyakitnya dapat secara mekanik, yaitu penularan dari
penderita ke orang lain atau dari suatu bahan tercemar (makanan, minuman, dan
air) ke orang sehat dengan perantara menempelnya bagian tubuh lalat misalnya
lewat prombosis, tungkai, kaki dan badan lalat.
Berbagai penyakit yang ditularkan oleh lalat antara
lain virus, bakteri, protozoa dan telur cacing yang menempel pada tubuh lalat dan ini tergantung dari
spesiesnya. Lalat Musca domestica dapat membawa telur cacing (Oxyrus
vermicularis, Tricuris trichiura, Cacing tambang, dan Ascaris
lumbricoides), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamlia, dan Balantidium
coli), bakteri usus (Salmonella, Shigella dan Eschericia coli), Virus
polio, Treponema pertenue (penyebab frambusia),
dan Mycobacteriumtuberculosis. Lalat domestica dapat bertindak sebagai
vector penyakit typus, disentri, kolera, dan penyakit kulit.
Lalat Fannia dewasa dapat menularkan
berbagai jenis penyakit myasis (Gastric, Intestinal, Genitaurinary).
Lalat Stomoxys merupakan penyakit surra (disebabkan
oleh Trypanosima evansi), anthraks, tetanus, yellow fever, traumatic
miasis dan enteric pseudomiasis(walaupun jarang). Lalat hijau
(paenicia dan chrysomya) dapat menularkan penyakit myasis mata,
tulang dan organ lain melalui luka. Lalat Sarcophaga dapat menularkan
penyakit myasis kulit, hidung, sinus, jaringan vagina dan usus.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Nyamuk
adalah serangga tergolong dalam order Diptera;
genera termasuk Anopheles,
Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus. Aedes
aegypti merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis nyamuk
ini menyebarkan beberapa penyakit berbahaya seperti demam berdarah,
Anopheles (nyamuk malaria) merupakan salah satu genus nyamuk yang beberapa
spesiesnya dapat menyebarkan plasmodium malaria yang menjadi parasit pada
manusia. Culex Quinquefasciatus adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit kaki
gajah (filariasis).
Sedangkan Lalat merupakan salah
satu insekta (serangga) yang termasuk ordo diphtera, mempunyai sepasang sayap
berbentuk membran. Lalat juga merupakan species yang berperan dalam masalah
kesehatan masyarakat.
3.2. Saran
Sebagai masyarakat, sebaiknya lebih menjaga sanitasi
lingkungan agar terhindar dari penyakit yang dibawa oleh berbagai macam vektor yang seperti nyamuk aedes aegypti, anopheles, culex dan lalat sehingga
terwujud derajat kesehatan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar